Kamis, 04 Februari 2010

puisi cinta bergaya astronomi

Ah, gaduh untuk sekian kalinya,
Sebatang tulang rusuk kiriku hilang,
Mungkin tersesat ke dunia astronomi?
Mungkin meracau dipengaruh astrologi?

Stellarium menjadi mangsa,
Fabien Chereau harus dipuja,
Setiap darjah Azimuth sudah diteroka,
Nilai Meridian dan Zenith sekadar hampa.

Sembunyikah engkau?
Di belakang Orion; Sang Pemburu,
Di celah M42; Nebula Orion,
Di sebalik Barnard 33; Nebula Kepala Kuda,

Tiada.

Hanyutkah engkau?
Dibawa arus Eridanus; Sungai Po di Laut Adriatik,
Dipusing Achernar; yang berputar laju,
Ditipu Epsilon Eridani; Sang kembar Matahari,

Tiada.

Sesatkah engkau?
Puas aku membelek Hubble,
Menilik deretan dan gugusan Kuiper,
Meninjau jika terdampar engkau di sana,

Tiada.

Dalam hampa aku lesu,
SMS sakti dari bumi kanggaru,
Menjadi penawar memberi klu,
Tempat persembunyian tulang rusukku,

Kupesongkan Hubble hatiku ,
Mencari latitude +80,
Di situ! engkau di situ!
Tersangkut kemas pada Virgo,
Membawa harapan secerah Spica,

Mari, turun ke bumi!
Menjadi pelengkap rusuk kiriku,
Semoga tumbuh sebagai sayap,
Membawa kita terbang,
Dan jika engkau gayat,
Peluk erat diriku sayang,

Bersama kita membelah Celestial.

0 komentar: